Kamis, 16 Agustus 2012

Sukses itu apa sih ?????


Saya sering sekali memperoleh seperti ini pada hampir setiap session training yang saya berikan kepada karyawan mapun mahasiswa. Apa sih sukses itu pak?
Hmmm…sukses?
Sering kan ya kita mendengar atau membaca kisah sukses orang2 terkenal di Koran, majalah atau televisi. Namun dari semua yang pernah saya baca atau lihat, tidak ada satu definisipun yang mengena di hati saya. Hingga pada usia saya yang hampir menginjak setengah abad ini barulah saya bisa memformulasikan sukses menurut kriteria saya sendiri.
Saya biasanya selalu menjawab pertanyaan ini dengan bertanya kembali: Lha emang menurut kalian sukses itu apa?
Nah lho, mereka biasanya malah suka bengong sendiri. Orang ditanya kok malah nanya balik. Tapi karena saya yang jadi guru, ya kudu nurut toh ya J. Itulah enaknya kalau punya power, biar bloon tapi bisa pura2 pinter sambil nyuruh2 :).
Beberapa menjawab: “Sukses adalah jika saya bisa mencapai apa yang saya inginkan/cita2kan”. Ada pula yang menjawab Sukses itu kalau sudah punya uang banyak, rumah bagus dan mobil mewah. Atau ada pula yang menjawab Sukses jika sudah bisa membahagiakan orang tercinta, bisa kemana-mana tanpa mikir (lohhh….kalau gak mikir kan bisa tersesat ya :)), dan ada pula yang iseng mengatakan telah sukses jika sudah beristri banyak hehehehe….belum tahu dia :).
Seratus kepala bisa beragam jawaban. Namun secara umum pengertian sukses lebih sering dikaitkan dengan jabatan atau materi. Sering kita dengar orang mengatakan: “Gila, dia sukses banget sekarang, mobilnya aja Ferrari, rumahnya bak istana, jabatannya Presiden Direktur PT. Ginal Ginul, istrinya bekas Ratu Kecantikan, anaknya pinter2 seperti Albert Einstein, pembantunya bekas Pramugari, supirnya bekas juara Body Builder etc etc”.
Apa pernah dengar orang mengatakan:” Wuikk, gila lho si Kuprit itu sukses bener, rumah dia tuh pake gedek loh, terus kemana-mana naik angkot sampe beberapa kali kecopetan, istrinya bekas pembantu sebelah yang habis dipecat gara2 nyolong…..”. Hehehehe…..gak pernah kan?
Pandangan mengenai sukses yang selalu dikaitkan dengan pencapaian jabatan dan materi ini sudah merupakan rahasia umum, termasuk pula pandangan saya. Sehingga pada saat awal saya memasuki dunia kerja, saya sering silau dengan orang2 seperti ini. Orang yang berpakaian rapi, ganteng, cantik, dengan mobil mewah, jam tangan mahal dengan bau badan yang harum semerbak. Saya pikir itulah ukuran sukses. Saya ingin seperti itu, bisa petentang petenteng kesana kemari.
Namun sepanjang hidup saya sebagai professional dan wiraswasta, saya berhadapan dengan ratusan bahkan ribuan orang semacam itu. Saya perlahan-lahan semakin terbiasa dengan hal-hal yang berbau materi itu, sehingga saya sudah tidak menjadi silau lagi, dan saya mulai bisa melihat gambaran yang sebenarnya dari manusia2 yang tadinya terbungkus oleh materi itu.
Bahkan semakin lama saya mengenal kelompok seperti ini, semakin saya menyadari bahwa justru semakin kaya seseorang, semakin sederhana cara berpakaian dan lifestyle mereka. Nah…kok tidak seperti yang saya bayangkan dahulu ya.
Mereka yang sudah lama berhasil secara materi, sudah tidak perlu lagi menampilkannya dalam segala bentuk kemewahan, mereka lebih banyak menampilkannya dalam bentuk tindakan, membuka lapangan kerja, membangun sekolah dan rumah sakit, melakukan hal2 yang bersifat “charity” atau bakti sosial. Justru yang baru kaya atau setengah kaya yang suka petita petiti dengan mobil2 supermewah, jam tangan bertahta berlian dlsb.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar dibenak saya. Jika ada dua orang superkaya, sama2 sukses, sama2 kaya materi, sama2 memiliki segalanya, apakah dua2nya sama suksesnya? Sementara yang satu menghambur-hamburkan uangnya untuk kesenangan pribadi, sedangkan yang satunya menghamburkan uangnya dalam kegiatan2 sosial. Apa dua2nya sama suksesnya?
Mana yang lebih sukses??
Pada saat saya mengikuti city tour di Paris, tour guide saya menunjuk salah satu hotel yang paling mahal di Paris. Dia bercerita bahwa di hotel itu pernah menginap seorang mahabintang film Elizabeth Taylor dengan menyewa 4 kamar dengan tariff 3.500 poundsterling semalam (berarti lebih dari 50 juta rupiah per malam). Luar biasa kan? Tapi itu belum apa2, yang luar biasa adalah 3 kamar lainnya dipakai oleh 3 ekor anjing si Taylor :).
Saya tertegun mendengar cerita si Tour Guide, hah…3 kamar untuk 3 anjing? Dasar edan… Saya jadi bertanya-tanya, orang kalau sudah terlalu kaya, mungkin malah bingung membuang uangnya ya? Tapi apa dia ingat kalau jutaan orang gak bisa makan? Apa yang sudah dilakukannya untuk itu?
Untuk contoh yang lebih riil, saya pernah melihat dengan mata kepala sendiri seorang pengusaha/professional menghabiskan 1.2 milyar hanya untuk sebuah jam tangan. Namun ketika saya minta ikutan nyumbang ke panti asuhan, jawabannya “mbulettt” seperti benang kusut hehehe… Sementara teman saya yang hidup sederhana, merogoh kantongnya dengan enteng, tanpa ba bi bu ikut menyerahkan uang ke tangan saya.
Jadi apa sih makna sukses itu?
Memiliki jabatan dan harta benda berlimpah namun hanya untuk dirinya sendiri, itukah yang disebut sukses? Atau tidak memiliki apa2 secara materi, tetapi bermakna banyak bagi orang lain, itu yang dinamakan sukses??
Saya tidak berani menyimpulkannya bagi para pembaca. Tetapi bagi saya pribadi, setelah sedemikian lama menghadapi berbagai macam type orang, saya menetapkan arti sukses bagi diri saya sendiri sebagai berikut:
Sukses adalah jika seseorang di dalam hidupnya secara optimal berguna bagi orang lain.
Saya tidak peduli seberapa kayanya seseorang, jika dia tidak berguna bagi orang lain, she/he is nothing for me. Namun sebaliknya, meskipun seseorang hidupnya sederhana, namun dia di dalam kekurangannya selalu menolong orang lain, menjadi inspirasi bagi sesama, he/she is a hero for me :).
Tapi yang top markotop adalah sudah kaya, ganteng/cantik tapi murah hati dan memiliki jiwa social yang tinggi. Nah itu super sukses menurut saya.
That’s it….:). Cuma begitu?? Iya cuma begitu… namun bagi saya yang bodoh ini perlu waktu sedemikian lama untuk memahaminya.
Bagaimana menurut pembaca yg budiman, benar atau salah kah opini saya ini? Mohon pencerahannya.

0 komentar:

Posting Komentar